KAB BANDUNG, AZYNEWS- Benda yang diduga fosil hewan purba ditemukan warga di Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kepala Seksi Sejarah dan Budaya Dinas Pariwisata Budaya Kabupaten Bandung Barat Asep Dicky Hidayat menjelaskan, fosil hewan tersebut ditemukan warga yang biasa melakukan aktivitas menggali dan memancing di sekitar Waduk Saguling.
Lokasi temuan tersebut berada di lokasi yang rencananya akan dijadikan destinasi wisata, yakni sebuah pulau kecil di tengah waduk.
Warga yang menemukan kemudian melaporkannya kepada pengelola, lalu diteruskan ke Dinas Pariwisata dan Budaya."Kebetulan ada laporan dari pengelola di sana, jadi itu memang lokasinya ada di tengah waduk ada pulau. Nah, ternyata pengelola itu ada laporan di sana (temuan fosil)," ucap Asep saat dihubungi, Rabu (12/10/2021).
Dinas Pariwisata dan Budaya Bandung Barat dan tim dari Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) kemudian melakukan penelitian pada Sabtu (9/10/2021).
"Mereka sudah diagnosis, hasilnya memang belum ada. Namun, menurut mereka yang berkompeten, menyatakan itu fosil," ujar Asep.
Menurut Asep, penemuan fosil atau tulang di Waduk Saguling ini merupakan penemuan pertama.
Menurut Asep, penemuan fosil atau tulang di Waduk Saguling ini merupakan penemuan pertama.
Namun, berdasarkan para ahli, lokasi tersebut memang banyak fosil hewan purba yang terkubur sejak ribuan tahun.
Apalagi, lokasi itu merupakan bagian dari danau purba.
"Menurut pendapat para ahli, diperkirakan ada beberapa tulang belulang dari binatang yang menjadi fosil. Ada tulang bagian tubuh hewan seperti kerbau, rusa, dan menarik lagi ada tulang gajah juga," ucap Asep.
Asep mengatakan, menurut teori paleontologi, diperkirakan lokasi ini bagian dari danau purba.
"Jadi mungkin dulu itu mereka (hewan purba) minum di sana, mati di sana, mengendap di sana, tertimbun tanah bertahun-tahun," kata dia.
Dinas Pariwisata dan Budaya Bandung Barat bakal melakukan perlindungan dan pelestarian benda yang diduga fosil hewan purba tersebut.
Namun, hal tersebut harus berdasarkan penelitian para ahli.
"Dari kajian itu melangkah lebih lanjut. Di kita ada tim cagar budaya, rekomendasikan ke pimpinan daerah sebagai kawasan cagar budaya. Ke depannya di Disparbud ada bidang pariwisata, bisa saja sesuai konsep kelestarian, ada juga kemanfaatan sebagai sumber wisata sejarah," ucap Asep. (Red./Ansar Nurhadi)
0 Komentar