Ia menyampaikan, saat ini TPST Gedebage baru bisa mengolah sekitar 15 ton sampah dari target 60 ton sampah.
Hal ini juga disebut karena pengolahan sampah organik dengan media maggot sudah berlangsung di level kelurahan. Akibatnya, maggot yang ada di TPST Gedebage pun kekurangan suplai makanan.
Oleh karena itu, pasar-pasar tradisional di wilayah Kordoba (Pasar Kordon, Pasar Ciwastra, Pasar Induk Gedebage, dan Kiaracondong) didorong mendistribusikan sampah organiknya ke TPST ini.
"Ada tiga pasar yang didorong mendistribusikan sampah. Supaya magot-magot di sini tidak kekurangan makanan," ujarnya.
Selanjutnya, Pemkot Bandung juga mendorong Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung agar mengarahkan restoran-restoran Kota Bandung mendistribusikan sampah organik ke TPST Gedebage.
"Kalau semua kafe dan resto di Kota Bandung membuang sampah organiknya kan ini luar biasa," kata Ema.
Adapun sampah anorganik di TPST Gedebage didistribusikan ke TPST Cicukang Holis. Selanjutnya, Pemkot Bandung juga akan bekerja sama dengan offtaker (pemasok kebutuhan industri) untuk mengolah sampah anorganik.
"Ada offtaker di Rancaekek, kami sedang proses kerja sama. Lalu di Palimanan juga, itu sedang proses perjanjian kerja sama," terangnya.
"Jadi nanti organik selesai dengan maggot, anorganik selesai dengan offtaker," tuturnya. (Red./Waskito)
0 Komentar