Atas hal itu, guna mengantisipasi terjadinya stunting, Pemkot Bandung bersama PKK Kota Bandung meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), di Hotel Four Points, Senin (14/11/2022) Kemarin.
Peluncuran ini, dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana dan para kader Posyandu hingga TP PKK kecamatan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 5 hari, 14-18 November 2022. Kegiatan pelatihan Dashat pun dilaksanakan juga di Hotel Grandia.
"Stunting diakibatkan oleh sanitiasi, lingkungan hingga gizi yang buruk. Jika lingkungan, maka harus ODF 100 persen. Kalau gizi buruk, pelatihan seperti ini, untuk bayi juga ibunya dapatkan gizi yang seimbang," kata Wali Kota Bandung, Yana Mulyna.
Hadirnya Dashat ini, lanjut Yana, dapat membawa kampung KB menjadi berkualitas. Dengan diadakan pelatihan ini dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (terutama dari keluarga yang kurang mampu).
"Kegiatan ini pun diupayakan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama bagi keluarga berisiko stunting melalui optimalisasi berbagai sumber daya dalam rangka mempercepat upaya penurunan stunting," jelasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana menyampaikan, stunting merupakan persoalan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena stunting dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak, dan tidak hanya menyerang secara fisik tapi juga perkembangan anak.
"Kota Bandung saat ini juga belum terbebas dari masalah stunting, pada tahun 2021 masih ada sekitar 7,59 persen atau sebanyak 7.568 balita dalam kondisi stunting karena mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi," katanya.
Ia menambahkan, PKK menghadirkan kolaborasi dengan berbagai sektor dalam memberikan solusi terhadap masalah stunting ini. Bekerja sama dengan DPPKB Kota Bandung melaksanakan pelatihan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan tema ”Dashat PKK di Kampung KB Atasi Stunting”.
"Melalui pelatihan ini para kader dan penggerak di lapangan mendapatkan pencerahan tentang pentingnya makanan yang sehat dan bergizi untuk mengatasi stunting. dalam program PKK kami mengenal juga dengan istilah makanan B2SA (makanan beragam, bergizi seimbang dan aman)," ujarnya.
Yunimar menerangkan, Kota Bandung telah melakukan berbagai inovasi dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting, yaitu Bandung Tanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) yang merupakan kegiatan TP PKK Kota Bandung yang dalam pelaksanaannya telah bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Gerakan ini dilakukan mulai tahun 2019 bekerja sama dengan Baznas Kota Bandung dalam penyaluran makanan siap santap yang bergizi seimbang bagi 1000 HPK di 15 kelurahan lokus stunting. Kemudian bertambah pada tahun 2021 masih bekerja sama dengan Baznas Kota Bandung pemberian pangan aman dan sehat dilakukan di 151 kelurahan se Kota Bandung," beber Yunimar.
Selain itu, lanjutnya TP PKK melakukan pelatihan kader posyandu se kota bandung bekerjasama dengan PDGMI (Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam menimbang dan mengukur balita di posyandu serta meningkatkan pengetahuan kader tentang stunting.
"TP PKK juga bekerja sama dengan Telkom University dalam mengembangkan aplikasi bandung tanginas dan membuat alat ukur timbangan dan tinggi badan digital yang tersambung dengan aplikasi Bandung Tanginas," jelas Yunimar.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung, Kenny Kaniasari menerangkan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi manfaat kampung keluarga berkualitas bagi masyarakat.
Kampung KB merupakan salah satu senjata pamungkas pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, dimana sebagai ikon pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
"Kampung KB (keluarga berkualitas) saat ini disi dengan salah satu kegiatan yang baru yaitu dalam kegiatan dashat, jadi kegiatan ini diharapkan dapat membawa kampung KB menjadi berkualitas," ujarnya.
Kenny mengatakan, tujuan penyelenggataan pelatihan ini memberikan pemberdayaan masyarakat soal gizi seimbang.
"Meningkatkan kualitas gizi masyarakat keluarga beresiko stunting, juga sebagai upaya penurunan stunting khususnya ditingkat kewilayahan," tuturnya. (Red./Waskito)
0 Komentar