BANDUNG, AZYNEWS- Bersiap-siap, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bandung akan menggelar DocFest pada Juni 2023 mendatang. Tak hanya meningkatkan kompetensi para dokter, pada kegiatan ini masyarakat juga bisa terlibat dalam beberapa rangkaian acaranya.
Ketua IDI Kota Bandung, dr. Dadan Gardea menjelaskan, DocFest akan digelar pada 22-24 Juni 2023. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dokter di Kota Bandung, salah satunya melalui pertemuan ilmiah tahunan.
"Kita ada program prasimposium, isinya sembilan workshop. Targetnya adalah dokter umum, dokter internship, dokter spesialis, mahasiswa pendidikan kedokteran," jelas Dadan.
Salah satu materi yang akan dibahas mengenai penggunakan alat medis dan strategi untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil.
Selain itu, dalam simposium tersebut, akan dibahas pula mengenai nutrisi dan rehabilitasi pasien lanjut usia.
"Kami merasa materi ini penting untuk masyarakat agar bisa mandiri dalam nutrisi dan rehabilitasi pasien lanjut usia," katanya.
Tak hanya menyasar para dokter, DocFest juga mengajak masyarakat umum ikut terlibat dalam kegiatannya melalui DocFest Run. Lomba lari maraton ini akan dilaksanakan pada 25 Juni 2023 dimulai dari Gedung Sate.
"Untuk mengimbangkan otak kanan dan kiri bagi para dokter, kita adakan maraton (docfest run) di pagi hari 5 km dan 10 km. Targetnya 1.200 peserta yang terdiri dari masyarakat umum, dokter, dan master (di atas 40 tahun). Ada pula hiburan dari beberapa musisi," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung penuh kegiatan ini.
"Sebatas yang kami mampu, pasti akan kami bantu dalam proses kegiatan ini," ujar Yana, Kamis (6/4/2023) Kemarin di Pendopo Kota Bandung.
Ia pun memerintahkan agar Dinas Kesehatan memobilisasi rekan-rekan dokter untuk mengikuti berbagai kegiatan yang digelar IDI Kota Bandung.
"Garda terdepan pelayanan kesehatan itu ada di puskesmas. Sehingga perlunya upgrade pemahaman kepada SDM di puskesmas," ucapnya.
Menurut Yana, sebagai garda terdepan, peran puskesmas ini cukup penting. Sehingga diharapkan penanganan kesehatan sebaiknya bisa selesai di puskesmas.
"Pada tahun 2023, Pemkot merehab berat puskesmas dan bangun puskesmas baru dalam ikhtiar kami semua masalah itu selesai di puskesmas sehingga tidak perlu merujuk ke RS. Sehingga RS berfungsi untuk penyakit-penyakit yang lebih berat," ungkapnya.
"Misalnya seperti DBD. Itu sebetulnya penyakit yang tidak harus membebani RS. Kalau di puskesmas ada tempat rawat inap, bisa mengurangi beban RS saat peak-nya tinggi," lanjut Yana.
Ia juga mengimbau, meskipun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut, tapi dari Satgas Covid-19 merekomendasikan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan.
"Apabila persiapannya sudah matang, semoga kegiatannya bisa berjalan dengan baik. Tetap patuhi protokol kesehatan yang ada sesuai dengan rekomendasi Satgas Covid-19," imbuhnya. (Red./Raysha)
0 Komentar